Sabtu, 11 Februari 2012

Menumbuhkan Karakter Anak Pada Pembelajaran Akhlak

                                  Menumbuhkan Karakter Anak Pada Pembelajaran Akhlak

1.    Pendekatan holistik pada tumbuh kembang anak
Orang tua dan pendidik harus menyadari bahwa pandekatan holistik (menyeluruh) pada proses tumbuh kembang anak merupakan interaksi antara faktor-faktor organobiologik, psiko-edukatif, dan sosial budaya di mana agama termasuk di dalamnya. Serta adanya interaksi (hubungan timbal balik) antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan kondisi sosial itu sesehat mungkin, agar tumbuh kembang anak tidak mengalami ganngguan ataupun penyimpangan.
2.    Aspek kejiwaan anak yatim piatu
Anak-anak yang oleh suatu sebab ditinggalkan oleh kedua orang tuanya (meninggal dunia), di saat mereka berada pada masa perkembangan akan mengalami apa yang dinamakan “deprivasi parental (parental deprivation)” dengan konsekuensinya di bidang kejiwaan dan psikososial. Anak-anak dengan deprivasi parental, mempunyai resiko tinggi untuk menderita gangguan perkembangan kepribadian, perkembangan mental-intelektual dan mental-emosional, bahkan juga dalam perkembangan psikososialnya. Tidak jarang dari mereka bila kelak telah dewasa akan memperlihatkan berbagai perilaku antisosial sampai tindakan kriminal.
Upaya yang dapat kita lakukan salah satunya adalah menyantuninya sesuai dengan hadits Rasulllah. Namun tidak hanya dari segi kebutuhan materi saja, tetapi yang lebih penting adalah memenuhi kebutuhan kejiwaannya (gizi mental-emosional). Dalam hal memberi bantuan kepada anak yatim hendaknya sukarela, ikhlas, dan hanya karena Allah semata, hindari sikap “riya” atau sekedar “show” apalagi “politis”. Sebab bantuan yang bersifat “riya” tidak akan diterima Allah SWT.
3.    Pengaruh televisi terhadap keluarga dan anak
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tidak diragukan lagi, telah menimbulkan revolusi dalam kehidupan manusia pada abad modern ini.  Telivisi sebagai salah satu produk kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, harus diakaui telah banyak memberikan pengaruh positif. Namun selain adanya pengaruh positif adapun pengaruh negatif yang timbul diantaranya, yaitu:
a.    Dapat membuyarkan konsentrasi dalam minat belajar anak.
b.    Kerusakan moral anak, akibat menonton acara yang sebenarnya belum pantas ia saksikan.
c.    Timbulnya kerenggangan timbal balik antara orang tua dengan anak.
d.    Kesehatan mata anak dapat terganggu.
e.    Timbulnya kecenderungan untuk meniru gaya hidup mewah, seperti yang diperlihatkan perlihatkan para artis televisi dan siaran niaga (iklan).
Maka dari itu untuk menghindari pengaruh negatif tersebut penting adanya pengawasan yang ketat oleh orang tua terhadap anak.
4.    Pengaruh alat permainan terhadap perkembangan anak
Modernisasi pastinya telah membawa pengaruh besar bagi anak. Adanya kepuasan anak pun beranekaragam. Seperti pada kepuasan bermain dengan menggunakan alat permainan. Alat permainan itu sendiri memiliki dampak negatif tersendiri yang dapat membahayakan jiwa bahkan nyawa anak sekalipun. Contohnya seperti pistol maianan. Sudah terbukti akibat dari bermain dengan alat yang berbahaya itu yang sudah banyak terpublikasikan dalam media massa maupun elektronik.
Zaman berubah, demikian pula minat dan kebutuhan anak. Disinilah, agaknya perlu dikembangkan permainan baru yang mengandung nilai-niali tradisional namun tetap mengikuti perkembangan modern. Atau, mengembangkan permainan-permainan tradisional lama secara lebih fleksibel, efisien, dan  bermanfaat. Intinya, bagaimana agar perkembangan kreativitas anak tetap tertunjang, juga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
5.    Menanamkan disiplin dan memberi hukuman pada anak
Disiplin dalam arti disiplin diri sangat penting, demikian pula ciri-ciri inisiatif kemandirian dan kebebasan yang bertanggung jawab.pembentukan ciri-ciri ini dapat dipupuk dengan sikap pendidik yang:
a.    Berdasarkan hubungan kepercayaaan terhadap anak, yang menerima anak, adan memahami kebutuhan anak serta terbuka untuk pendapat anak.
b.    Mempunyai garis kebijaksanaan yang jelas dan konsisten (teguh) bagi anak, dapat dipahami dan ditrerima sebagai wajar.
c.    Sesuai taraf perkembangan anak.
6.    Peranan lagu sebagai penunjang pendidikan anak
    Lagu adalah untuk didengarkan dan dinyanyikan. Mendengarkan lagu, terlebih-lebih menyanyikan lagu anak, ataun menyanyikan lagu anak, harus dalam suasana hati yang senang. Suasana hati dapat senang kalau anak yang itu dikasihi, disayangi sepenuh hati. Memeluk dan membuai anak, sambil bersenandung dengan rasa kasih sayang yang murni dan sepenuh hati, membuat daya lagu yang berisi harapan indah dan do’a suci itu meresap ke dalam jiwa anak.
7.    Dampak dinamika kependudukan pada akhlak anak
    Pertumbuhan penduduk juga mendorong peningkatan mobilitas penduduk, sehingga titik singung antar manusia semakin banyak. Dari pergeseran titik singgung ini bisa meletus konflik. Hal ini menjelaskan mengapa di kota-kota besar dengan mobilitas yang tinggi terdapat perkelahian anak yang cukup banhyak. Lebih-lebih bila sang anak melihat gelap masa depannya karena penganngguran, tidak terlalu melihat ke arah orang tua sebgai panutan, lebih terpengaruh oleh keadaan teman (peer group) sebagai model, pendidikan sekolah yang tidak inspiratif. Semua ini turut memberi pengaruh pada jiwa gelisah sang anak, sehingga timbul daya tarik untuk bergerombol dan bersikap agresif dalam iklim solidaritas bergerombol itu.
    Referensi tolak ukur akhlak yang dibuat manusia cenderung terikat pada semangat zaman, sehingga tidak langgeng dalam proses pengembangannya. Mengingat pentingnya peranan tuntunan wahyu Ilahi dan ajaran agama dalam pengembangan akhlak sangatlah penting apabila semua pendidik, yang secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan pendidikan akhlak sang anak, menghayati agama Islam.
8.    Penanganan anak prasekolah dengan kelainan tingkah laku
    Menghadapi anak dengan kelainan tingkah laku, orang tua maupun guru harus sangat hati-hati dalam bertindak, jangan sampai menambah trauma pada anak dengan tindakanyang salah.
    Tindakan yang tepat adalah untuk meneliti latar belakang anak tersebut untuk mencari trauma psikologis apakah yang pernah dideritanya. Bila orang tua tidak dapat menemukan adanya trauma, cobalah instropeksi bagaimana pola asuh yang mereka terapkan pada anaknya. Apabila orang tua sulit untuk bisa menilai secara objektif ketidakcocokan pola asuh yang dipakai bagi anak, ada baiknya untuk meminta bantuan profesional yang bisa melihat hubungan keseluruhan secara objektif.
9.    Bentuk penyimpangan sikap/kenakalan anak didik
    Maraknya penyimpangan sikap pada anak didik membuat para orang tua dan guru kewalahan. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memahami hubungan, suasana, komunikasi keluarga, sekolah, dan masyarkat kita dapat berstrategi agar jumlah penyimpangan dan kenakalan anak berkurang. Agama adalah faktor utama untuk mengembangkan pribadi yang positif. Agama dapa menempa sikap sabar pad anak, sabar yang diwarnai sikap tidak putus asa, pemaaf, kuat berprinsip dan semangat berjuang dan tawakal akan membentuk anak yang  kuat pribadinya.
10.    Peran orang tua, sekolah, dan lingkungan rumah dalam mengembangkat bakat anak
    Anak berbakat harus memenuhi tiga syarat secara serempak, yaitu memeliki:
Kecerdasan atau inteligensi yang tinggi (I), daya cipta atau kreativitas yang tinggi (K), ketekunan kerja yang tinggi (T). Semuanya itu harus dimiliki denagn serempak adanya saling mempengaruhi satu sama lain.  Tingkat kecerdasan tidak perlu harus setinggi-tingginya namun daya cipta dan ketekunan, asal saja tingkat kecerdasan itu ada dalam jangkauan di atas normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar